PENGERTIAN ANIMASI TRADISIONAL
Aimasi tradisional atau yang lebih dikenal dalam bahasa inggris “traditional animation”, atau mampu juga CEL animation. Dikatakan tradisional karena dibuat dengan memakai gambar tangan. dan teknik ini yakni jenis animasi pertama yang ada di dunia. disebut cel karena pada awalnya animasi ini dibuat dilembaran yang disebut celluloid, ialah lembaran kertas yang trasparan.
Animasi tradisional proses pembuatan gambar dikerjakan secara manual atau dengan tangan dan untuk proses pergerakkannya menggunakan banyak frame jadi setiap satu animasi membutuhkan sekitar 20 frame dan dibutuhkan waktu serta tenaga yang besar untuk menciptakan suatu animasi yang lengkap. Animasi ini dibentuk dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di-”putar” sehingga timbul imbas gambar bergerak. Gambar pertama dipaparkan pada screne. Kemudian gambar kedua yang mungkin lebih kecil atau berskala sama dengan gambar pertama ditumpuk pada gambar pertama. Proses ini diulang berulang kali, setiap kali gambar yang baru memperlihatkan sedikit perubahan. Sekiranya proses ini diulang-ulang, dia nampaknya seperti bergerak.
CONTOH ANIMASI TRADITIONAL
Film Pinocchio, 1940 Film ini dipilih situs majalah Time sebagai nomor wahid dari 25 Film Animasi Terbaik Sepanjang Masa. Kami oke, makanya menempatkannya di posisi puncak model kami juga. Pinocchio, karya kedua Disney setelah Snow White, diangkat dari novel karya Carlo Collodi tahun 1883, dicatat Time telah memberi plot dasar pengisahan bagi film-film animasi lain sesudahnya. Siapa yang tak ingat pesan etika film ini untuk jangan berbohong (jika berbohong, hidungmu akan memanjang), atau bawah umur nakal yang bernasib jadi keledai. Hebatnya Disney, segala pesan budbahasa itu tak terasa menggurui. Kita terhibur oleh petualangan Pinocchio dan tak jenuh menontonnya berkali-kali lagi.
CONTOH ANIMASI TRADITIONAL
Film Pinocchio, 1940 Film ini dipilih situs majalah Time sebagai nomor wahid dari 25 Film Animasi Terbaik Sepanjang Masa. Kami oke, makanya menempatkannya di posisi puncak model kami juga. Pinocchio, karya kedua Disney setelah Snow White, diangkat dari novel karya Carlo Collodi tahun 1883, dicatat Time telah memberi plot dasar pengisahan bagi film-film animasi lain sesudahnya. Siapa yang tak ingat pesan etika film ini untuk jangan berbohong (jika berbohong, hidungmu akan memanjang), atau bawah umur nakal yang bernasib jadi keledai. Hebatnya Disney, segala pesan budbahasa itu tak terasa menggurui. Kita terhibur oleh petualangan Pinocchio dan tak jenuh menontonnya berkali-kali lagi.
Mengapa disebut dengan animasi tradional ?
Disebut dengan animasi tradisional alasannya animasi ini mempunyai teknik yang digunakan ketika pertama kali film animasi itu bermunculan. Untuk menciptakan delusi gerakan, setiap gambar mesti sedikit berlainan dari yang sebelumnya. Caranya dengan menggandakan gambar yang dibuat animator di kertas transparan yang disebut cels. Kemudian gambarnya diisi dengan cat dalam warna yang berbeda dan juga warna shading yang beda. Nanti gambar huruf yang telah di gambar di cel, di foto satu per satu dalam film yang latar belakangnya sudah di cat.
Bahan dasar dari animasi tradisional adalah gambar-gambar yang dilukis di atas kertas. Untuk membuat ilusi pergerakan, setiap lukisan dibuat sedikit berbeda dari gambar sebelumnya. Contoh film animasi tradisional amtara lain : Pinocchio, Animal Farm, Akira. Sedangkan film animasi tradisional yang dihasilkan dengan perlindungan teknologi komputer antara lain : The Lion King, Beauty and The Beast, Snow White & Seven Dwarf, Cinderella, Aladdin, Bambi, The Flinstone, Tom & Jerry, Sen to Chihiro no Kamikakushi/Spirited Away, Les Triplettes de Belleville, scoobydoo.
TIPE DARI ANIMASI TRADISIONAL
Di animasi tradisioanl (cel animation) memiliki beberapa tipe yang memperlihatkan acuan pada pembuatan animasinya, beberapa tipe dala animasi tradisional :
- Berdasarkan pada pergantian yang terjadi dari satu frame ke frame berikutnya
- Digambar pada celluloid sheets (sehingga dinamakan Cel animation) yang sekarang
- Bina Nusantara digantikan oleh layer-layer digital
- Path animation
- Menggerakkan obyek di layar di sepanjang jalur yang sudah diputuskan
JENIS-JENIS ANIMASI TRADISIONAL
1. Zoetrope
Zoetrope yaitu perangkat yang menciptakan citra gambar bergerak. Zoetrope dasar diciptakan di China sekitar 180 Masehi oleh penemu Ting Huan, Terbuat dari kertas tembus atau panel mika, Huan bergantung pada perangkat di atas lampu dan udara sehingga gambar yang dilukis di panel akan muncul untuk bergerak bila perangkat berputar pada kecepatan yang tepat .
Para zoetrope modern diproduksi pada tahun 1834 oleh William George Horner. Perangkat dasarnya adalah sebuah silinder dengan celah vertikal di sekeliling sisi. Sekitar tepi bab dalam dari silinder ada serangkaian gambar di segi bertentangan dengan celah. Sebagai silinder diputar, pengguna lalu terlihat melalui celah untuk menyaksikan delusi gerak. Zoetrope ini masih digunakan dalam program animasi untuk menggambarkan rancangan awal animasi.
2. Lentera gila
Lentera asing adalah pendahulu dari proyektor terbaru. Ini terdiri dari lukisan minyak tembus dan lampu sederhana. Bila disatukan dalam sebuah ruangan gelap, gambar akan muncul lebih besar pada permukaan yang datar. Athanasius Kircher berbicara ihwal hal ini berasal dari Cina pada periode ke-16 [rujukan?]. Beberapa slide untuk lentera berisi bab-bagian yang mampu digerakkan secara mekanis untuk menyuguhkan gerakan terbatas di layar.
3. Thaumatrope (1824)
4. Phenakistoscope (1831)
Sebuah disk phenakistoscope oleh Eadweard Muybridge (1893).Phenakistoscope yakni perangkat animasi permulaan, pendahulu dari zoetrope tersebut.Ini diciptakan pada tahun 1831 bersama-sama dengan Belgia dan Joseph Plateau Simon von Stampfer Austria.
5. Sandal buku (1868).
Buku Flip pertama dipatenkan pada 1868 oleh John Barnes Linnet.Buku sandal itu lagi pembangunan yang membawa kita lebih dekat dengan animasi terbaru. Seperti zoetrope, Buku flip menciptakan delusi gerak. Satu set gambar berurutan membalik pada kecepatan tinggi membuat imbas ini. Para Mutoscope (1894) pada dasarnya yakni suatu buku sandal dalam sebuah kotak dengan pegangan engkol untuk membalik halaman.
6. Praxinoscope (1877)
Para praxinoscope, ditemukan oleh ilmuwan Perancis Charles – Émile Reynaud, ialah versi lebih mutakhir dari zoetrope tersebut. Ini dipakai mekanisme dasar yang sama strip gambar ditempatkan pada bagian dalam silinder berputar, namun bukannya melihat lewat celah, itu dilihat dalam serangkaian kecil, cermin stasioner di sekitar bab dalam silinder, sehingga animasi akan tinggal di tempat, dan memberikan gambar lebih terang dan mutu yang lebih baik. Reynaud juga membuatkan model yang lebih besar dari praxinoscope yang dapat diproyeksikan ke suatu layar, yang disebut Optique Théâtre.
Thaumatrope dan Zoetrope dalam Animasi
Animasi, sesungguhnya tidak akan terwujud tanpa didasari pemahaman tentang prinsip fundamental kerja mata manusia atau dikenal dengan nama The Persistance of Vision. Seperti ditunjukan pada karya seorang Prancis Paul Roget (1828), penemu Thaumatrope.Sebuah alat berbentuk kepingan yang dikaitkan dengan tali pegas diantara kedua sisinya.Kepingan itu memiliki dua gambar pada sisinya.Satu segi bergambar burung, satu sisi lainnya bergambar kandang burung.Ketika kepingan berputar maka burung seolah masuk kedalam sangkarnya. Proses ini ditangkap oleh mata manusia dalam satu waktu, sehingga mengekspose gambar tersebut menjadi gerak
Dua inovasi berikutnya semakin membantu mata manusia.Phenakistoscope, didapatkan oleh Joseph Plateu (1826), merupakan potongan kartu berupa bulat dengan sekelilinganya di penuhi lubang-lubang dan gambar berbentuk obyek tertentu. Mata akan melihat gambar tersebut melalui cermin dan pegas menjadikannya berputar sehingga satu serial gambar terlihat secara progresif menjadi gambar yang bergerak kontinyu. Teknik yang sama di tampilkan pada alat bernama Zeotrope, ditemukan oleh Pierre Desvignes (1860), berupa selembar kertas bergambar yang dimasukan pada sebuah tabung. atau lebih rincinya seperti ini :
Dua inovasi berikutnya semakin membantu mata manusia.Phenakistoscope, didapatkan oleh Joseph Plateu (1826), merupakan potongan kartu berupa bulat dengan sekelilinganya di penuhi lubang-lubang dan gambar berbentuk obyek tertentu. Mata akan melihat gambar tersebut melalui cermin dan pegas menjadikannya berputar sehingga satu serial gambar terlihat secara progresif menjadi gambar yang bergerak kontinyu. Teknik yang sama di tampilkan pada alat bernama Zeotrope, ditemukan oleh Pierre Desvignes (1860), berupa selembar kertas bergambar yang dimasukan pada sebuah tabung. atau lebih rincinya seperti ini :
Thaumatrope
Paul Roget (Perancis, 1828) penemu Thaumatrope, yaitu suatu kepingan yang dikaitkan dengan tali pegas diantara kedua sisinya.Kepingan itu mempunyai dua gambar pada segi-sisinya.Satu segi bergambar burung, satu segi lainnya bergambar kandang burung.Ketika potongan berputar maka burung seolah masuk kedalam sangkarnya. Proses ini ditangkap oleh mata manusia dalam satu waktu, sehingga mengekspose gambar tersebut menjadi gerak. Thaumatrope ini menunjukkan fenomena Phi, yakni kemampuan otak untuk terus-menerus melihat gambar.
Zoetrope
Pierre Desvignes (Perancis, 1860) penemu Zeotrope, ialah selembar kertas bergambar yang dimasukan pada suatu tabung. Lalu mata akan menyaksikan gambar tersebut melalui cermin berbarengan dengan adanya pegas yang menciptakan tabung berputar sehingga satu serial gambar tampaksecara progresif menjadi gambar yang bergerak berkesinambungan.
Pada dasarnya, ada perbedaan yang benar-benar kecil antara animasi “tradisional” dan animasi komputer; perbedaan utama yakni dalam alat yang digunakan untuk membuat animasi ini, biaya dan usaha yang terlibat dalam proses, dan mutu hasil akhir.
Animasi tradisional ialah proses yang sangat manual sebab menggunakan tangan, animasi 2D diraih dengan ratusan-ribu gambar frame dan dibuat seara manual. Mentransfer satu frame ke frame lain, membersihkan cels plastik, cat tangan, dan lalu film secara berurutan atas gambar latar belakang. Proses ini memerlukan tim seniman, seniman clean-up (tim yang menciptakan gambar bergairah jadi lebih rapih), pelukis, sutradara, seniman latar belakang, dan kru film / kamera, bareng dengan seniman storyboard dan penulis naskah untuk melakukan pekerjaan di luar rancangan orisinil, untuk proyek skala besar, jumlah waktu, tenaga, dan peralatan yang terlibat juga berjumlah sangat banyak.
Animasi 3D tradisional kurang “3D” dan lebih terdiri dari claymations dilakukan dengan menggunakan teknik stop-motion film, rancangan orisinil animasi 3D tidak sungguh-sungguh melebar hingga penggunaan komputer dalam pengerjaan animasi mempermudah seluruhnya. Animasi yang memakai komputer menetralisir keperluan untuk banyak alat suplemen yang diperlukan untuk menciptakan animasi, karena semua alat-alat dan tim yang dibutuhkan pada proses pembuatan animasi tradisional di atas dapat digantikan dengan komputer.
Tergantung pada jenis animasi yang diharapkan, adakala proses mampu sepenuhnya terkomputerisasi, dalam masalah lain, seperti di banyak animasi 2D, karya tangan-yang memakai pensil contohnya, masih diperlukan, sebelum kemudian di-scan ke komputer untuk diwarnai dan diurutkan.
Tergantung pada jenis animasi yang diharapkan, adakala proses mampu sepenuhnya terkomputerisasi, dalam masalah lain, seperti di banyak animasi 2D, karya tangan-yang memakai pensil contohnya, masih diperlukan, sebelum kemudian di-scan ke komputer untuk diwarnai dan diurutkan.
Cara Kerja animasi tradisional
1) Menyiapkan inspirasi/storyboard (script)
Script/inspirasi disiapkan berbentukgambar yang berupa bagan dan tulisan yang diserahkan ke director animasi.
2) Voice Recording
Mempersiapkan segala musik, soundtrack, sound imbas, dan bunyi aksara animasi yang dibentuk.
3) Animatics (story reel)
Biasanya dibuat sehabis soundtrack final dibentuk, sebelum seluruh animasi selesai dijalankan. Berisi gambar-gambar kejadian dan storyboard yang cocok dengan adegan-adegan gambar.
4) Design and Timing
Setelah animatics akhir disetujui, maka animatics akan dijalankan di bab design department. Biasanya melibatkan character designers, background stylist, art director, color stylist, dan timing director. Layout mencakup: sudut penataan kamera, lighting, dan shading.
5) Animation
Animasi digambar dengan pensil berwarna di banyak kertas. Perlu diperhatikan juga rincian gerakan, pembiasaan waktu, dan pembiasaan gerakan mimik tampang dan lisan.
6) Background
Background digambar dengan menggunakan water color, oil paint, dan crayon.
7) Traditional ink-and-paint and camera
Setelah semua akhir digambar maka akan dikerjakan transfer gambar diatas bahan yang disebut cel dan akan difoto dan diputar di kamera.
8) Digital ink and paint
Pada jaman kini digunakan scanner dan komputer.
- Thaumatrope : Paul Roget (Perancis, 1828) penemu Thaumatrope, yaitu suatu penggalan yang dikaitkan dengan tali pegas diantara kedua sisinya. Kepingan itu mempunyai dua gambar pada sisi-sisinya.Satu sisi bergambar burung, satu sisi lainnya bergambar kandang burung.Ketika cuilan berputar maka burung seolah masuk kedalam sangkarnya. Proses ini ditangkap oleh mata manusia dalam satu waktu, sehingga mengekspose gambar tersebut menjadi gerak. Thaumatrope ini memperlihatkan fenomena Phi, adalah kesanggupan otak untuk terus-menerus menyaksikan gambar.
- Zoetrope : Pierre Desvignes (Perancis, 1860) penemu Zeotrope, adalah selembar kertas bergambar yang dimasukan pada suatu tabung. Lalu mata akan menyaksikan gambar tersebut melalui cermin berbarengan dengan adanya pegas yang menciptakan tabung berputar sehingga satu serial gambar tampaksecara progresif menjadi gambar yang bergerak berkesinambungan.
Tidak ada perbedaan dalam hal penciptaan animasi dalam Thaumatrope ataupun Zoetrope. Kedua alat ini memanfaatkan cara kerja mata insan.
Yang membedakan thaumatrope dan zoetrope yaitu :
- Thaumatrope tidak bisa menggerakkan gambar secara bertahap, melainkan hanya bisa menumpuk / menyatukan 2 buah gambar yang berlawanan
- Zoetrope menciptakan gambar bisa bergerak berdasar gambar yang ditempelkan dalam tabung tersebut.
Sumber: diambil dari banyak sekali sumber