Daftar isi bacaan
Apakah ini sebuah ketidakadilan atau ketidakberpihakan dari Allah SWT? Dalam perspektif Islami, ada beberapa pandangan yang dapat membantu kita memahami fenomena ini.
Alasan Kenapa Tuhan (Allah SWT) Memberikan Ujian
#1. Ujian dan Pahala
Dalam pandangan Islam, kehidupan di dunia ini adalah ujian. Allah SWT menciptakan manusia dengan tujuan untuk menguji mereka dalam berbagai bentuk cobaan. Orang baik yang menderita di dunia ini bisa jadi sedang diuji oleh Allah SWT. Ujian ini bisa berupa ujian kesabaran, keteguhan iman, atau pengorbanan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 286, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." Sehingga, Allah SWT hanya memberikan ujian kepada hamba-Nya sebatas kemampuannya untuk menghadapinya. Jika seseorang berhasil melewati ujian tersebut dengan sabar dan iman yang teguh, maka dia akan mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah SWT.
#2. Keadilan dan Hikmah Allah
Allah SWT adalah Dzat yang Maha Adil dan Maha Bijaksana. Dia mengetahui segala hal yang terjadi di dunia ini, bahkan yang tersembunyi sekalipun. Terkadang, kita tidak dapat memahami hikmah di balik penderitaan yang dialami oleh orang baik. Namun, Allah SWT mengetahui segala hal dan memiliki rencana yang sempurna untuk hamba-Nya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Isra' ayat 32, "Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik, sampai ia mencapai kedewasaannya. Dan sempurnakanlah janji. Sesungguhnya janji itu akan diminta pertanggungjawaban."
#3. Pengampunan dan Pembersihan Dosa
Penderitaan yang dialami oleh orang baik juga dapat dijadikan sebagai sarana pengampunan dan pembersihan dosa. Dalam pandangan Islam, manusia cenderung melakukan kesalahan dan dosa.
Penderitaan yang dialami oleh orang baik bisa menjadi cara Allah SWT untuk menghapuskan dosa-dosa mereka dan membersihkan mereka dari kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada kesulitan yang menimpa seorang Muslim, baik berupa kelelahan, kesedihan, kesusahan, duka cita, gangguan, rasa sakit, atau bahkan duri yang melukainya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengannya."
Oleh karena itu, penderitaan yang dialami oleh orang baik dapat menjadi sarana pengampunan dan pembersihan dosa-dosa mereka, serta mendekatkan mereka pada Allah SWT.
#4. Ketidakmampuan Manusia untuk Memahami Rencana Allah
Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan dalam memahami rencana dan hikmah Allah SWT. Terkadang kita tidak dapat memahami mengapa Allah membiarkan orang baik menderita. Namun, dalam pandangan Islam, kita diberikan kepercayaan bahwa Allah SWT memiliki rencana yang sempurna dan kita sebagai manusia tidak selalu mampu memahaminya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al-An'am ayat 103, "Tidak dapat mereka memahami hikmah Allah dalam penciptaan langit dan bumi dan apa yang Allah ciptakan, kecuali orang-orang yang beriman. Dan tidak banyak mengingat Allah orang-orang yang teringat."
#5. Mengajak Manusia untuk Mengingat dan Menghadapkan Diri kepada Allah
Penderitaan yang dialami oleh orang baik juga dapat menjadi pengingat bagi manusia untuk selalu mengingat dan menghadapkan diri kepada Allah SWT. Ketika seseorang menghadapi cobaan dan penderitaan, dia cenderung mencari perlindungan dan pertolongan kepada Allah.
Penderitaan ini dapat mengingatkan manusia akan ketergantungan mereka kepada Allah SWT, serta mengajak mereka untuk memperdalam hubungan mereka dengan-Nya melalui doa, ibadah, dan taqwa.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Anbiya' ayat 35, "Setiap diri akan merasakan mati. Dan sesungguhnya kamu hanya akan diberikan pahala penuh pada hari kiamat. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdayakan."
Apa yang harus di Lakukan?
Dalam menghadapi pertanyaan mengapa Tuhan membiarkan orang baik menderita, sebagai seorang muslim, ada beberapa langkah yang bisa diambil:
#1. Meningkatkan Keimanan dan Kepahaman tentang Aqidah Islam
Penting untuk terus memperdalam keimanan dan pemahaman tentang aqidah Islam, termasuk pemahaman tentang sifat-sifat Allah SWT, rencana-Nya, dan hikmah di balik setiap cobaan yang diberikan kepada manusia. Dengan memahami aqidah dengan baik, kita dapat memiliki perspektif yang benar tentang mengapa Allah membiarkan orang baik menderita dan bagaimana kita seharusnya meresponsnya.
#2. Bersabar dan Bertawakkal kepada Allah SWT
Sabar adalah salah satu prinsip penting dalam Islam. Ketika menghadapi cobaan dan penderitaan, penting untuk tetap bersabar dan bertawakkal kepada Allah SWT. Memahami bahwa cobaan adalah bagian dari ujian hidup yang akan menguji kesabaran kita dan memperkuat iman kita. Berserah diri kepada Allah dan meyakini bahwa Dia Maha Adil dan Maha Bijaksana dalam rencana-Nya, meskipun terkadang kita tidak dapat memahaminya.
#3. Meningkatkan Amal Saleh dan Taqwa
Penderitaan dapat menjadi kesempatan bagi kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui amal saleh dan taqwa. Dalam menghadapi cobaan, kita dapat menggali potensi amal kebaikan, seperti bersedekah, berbuat baik kepada sesama, dan beribadah lebih rajin. Selain itu, meningkatkan taqwa, yaitu kesadaran kita akan Allah dalam setiap tindakan dan ucapan kita, juga dapat membantu kita menghadapi cobaan dengan bijaksana.
#4. Memberikan Dukungan kepada Orang yang Menderita
Sebagai muslim, kita juga harus mengambil peran aktif dalam memberikan dukungan kepada mereka yang menderita. Kita bisa membantu mereka dalam bentuk doa, bantuan materi, atau dukungan emosional. Menunjukkan empati dan kasih sayang kepada mereka yang menderita adalah salah satu bentuk kebaikan yang sangat dianjurkan dalam Islam.
#5. Mengingat Akhirat dan Tujuan Hidup yang Sebenarnya
Dalam menghadapi penderitaan, kita harus mengingat bahwa hidup di dunia ini hanya sementara dan akhirat adalah tujuan utama kita sebagai muslim. Mengingat akhirat dan tujuan hidup yang sebenarnya dapat membantu kita menjaga perspektif yang benar dalam menghadapi cobaan dan penderitaan, serta mengingatkan kita bahwa pahala dan balasan sebenarnya ada di akhirat.
Bahaya Orang yang Tidak Di Uji Tuhan
Sebagai seorang muslim, kita percaya bahwa ujian dan cobaan adalah bagian dari rencana Allah SWT dalam menguji hamba-Nya. Tidak ada manusia yang terhindar dari ujian dalam kehidupannya, baik itu ujian dalam bentuk kesulitan, penderitaan, atau cobaan lainnya. Oleh karena itu, tidak benar untuk mengatakan bahwa orang yang tidak diuji oleh Tuhan akan menghadapi bahaya.
Sebenarnya, dalam pandangan Islam, ada bahaya yang mungkin dihadapi oleh orang yang tidak diuji Tuhan. Beberapa bahaya tersebut antara lain:
#1. Kehilangan Kesadaran akan Ketergantungan kepada Allah
Orang yang tidak diuji cenderung merasa terlalu percaya diri dan merasa bahwa segala sesuatu yang dimilikinya adalah hasil dari usahanya sendiri atau kemampuannya sendiri. Mereka mungkin kehilangan kesadaran akan ketergantungan mereka kepada Allah SWT sebagai Pencipta dan Pemberi segala nikmat. Padahal, dalam Islam, kita diajarkan untuk senantiasa merasa bergantung kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan kita.
#2. Kehilangan Kesempatan untuk Menggali Potensi dan Meningkatkan Keimanan
Ujian dan cobaan seringkali menjadi sarana bagi seseorang untuk menggali potensi terbaik mereka dan meningkatkan keimanan mereka. Dalam menghadapi cobaan, seseorang akan terdorong untuk mencari solusi, bersabar, dan bertawakkal kepada Allah. Proses ini dapat membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang lebih baik serta memiliki keimanan yang lebih kuat. Orang yang tidak diuji oleh Tuhan mungkin kehilangan kesempatan ini untuk berkembang dan tumbuh dalam keimanan mereka.
#3. Kelebihan Rasa Arogansi dan Kebanggaan Diri
Orang yang tidak diuji cenderung merasa arogan dan bangga diri dengan kemampuan mereka sendiri. Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak memerlukan bantuan Allah atau orang lain dalam hidup mereka. Hal ini bisa menyebabkan mereka menjadi sombong, tidak rendah hati, dan meremehkan orang lain. Padahal, dalam Islam, kesombongan dan kebanggaan diri adalah sifat yang dilarang dan dikecam.
#4. Kehilangan Empati dan Kepedulian terhadap Mereka yang Menderita
Orang yang tidak diuji mungkin memiliki kurangnya pemahaman dan empati terhadap mereka yang sedang menghadapi cobaan. Mereka mungkin tidak dapat merasakan atau memahami penderitaan yang dialami oleh orang lain, dan kurang peduli terhadap mereka yang membutuhkan bantuan. Padahal, dalam Islam, empati dan kepedulian terhadap sesama manusia, terutama mereka yang menderita, sangat ditekankan dan dianggap sebagai salah satu tanda kebaikan hati.
Dalam Islam, ujian dan cobaan dianggap sebagai bagian dari rencana Allah yang bijaksana untuk menguji keimanan dan keteguhan hati hamba-Nya. Oleh karena itu, seorang muslim seharusnya tidak takut atau menghindari ujian, melainkan menjalani ujian dengan sabar, tawakkal (menggantungkan diri kepada Allah), dan berusaha mencari solusi yang baik.
Kesimpulan
Dalam pandangan Islami, penderitaan yang dialami oleh orang baik tidak selalu harus dipandang sebagai ketidakadilan atau ketidakberpihakan dari Allah SWT. Allah memiliki rencana dan hikmah yang sempurna di balik setiap cobaan yang diberikan kepada hamba-Nya.
Kita harus bersabar, bertawakkal kepada Allah, meningkatkan amal saleh dan taqwa, serta memberikan dukungan kepada mereka yang menderita. Mengingat akhirat dan tujuan hidup yang sebenarnya juga dapat
Ujian tersebut dapat menjadi sarana pengampunan, pembersihan dosa, serta mengingatkan manusia untuk menghadapkan diri kepada Allah dan memperdalam hubungan mereka dengan-Nya. Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan dalam memahami rencana Allah, namun kita diberikan kepercayaan untuk tetap bersabar, beriman, dan tawakkal kepada Allah dalam menghadapi penderitaan.
Semoga kita dapat memahami dan menghayati pandangan Islami ini, serta selalu berserah diri kepada Allah dalam setiap ujian dan cobaan yang kita hadapi dalam hidup ini. Amin.